Inisiatif Edukasi Dini Melalui Kebun Sekolah Ramah Gambut
Jika biasanya murid-murid Sekolah Dasar (SD) diwajibkan berbaris atau membersihkan ruang kelas sebelum memulai pelajaran di setiap pagi, tidak demikian dengan murid-murid SD Suka Makmur di Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Para siswa kelas 1 hingga 6 ini secara bergiliran justru asik menyiram tanaman, membersihkan hama dan memupuk tanaman yang ada di kebun sekolah mereka setiap pagi sebelum memulai pelajaran.
Armayeni, Kepala Sekolah SDN Suka Makmur adalah sosok yang berinisitaif melakukan edukasi dini pengelolaan gambut melalui mengembangkan kebun sekolah. Berawal dari ketertarikannya pada kebun contoh atau demonstration plot yang dibuat Badan Restorasi Gambut (BRG) di Desa Suka Makmur tahun 2018 lalu, Armayeni memberanikan diri meminta persetujuan perangkat desa untuk mengolah lahan gambut di area sekolah yang tidak dimanfaatkan. “Awalnya kami diundang BRG saat melakukan sosialisasi pengelolaan lahan gambut tanpa bakar di Desa Suka Makmur. Kebetulan sekolah berada di lahan gambut, jadi timbul ide kami membuat kebun mini. Harapan kami anak-anak di desa juga bisa mencintai pertanian,” ujar Armayeni.
Pada November 2018, Armayeni yang dibantu oleh perangkat Desa Suka Makmur, komite sekolah, kelompok masyarakat desa, fasilitator desa peduli gambut dan orang tua murid bergotong-royong menyiapkan lahan yang akan dijadikan kebun sekolah. “Kami menyiapkan lahan untuk dijadikan kebun dengan cara tanpa bakar seperti yang diajarkan BRG. Dengan mencampur pupuk dari bahan alami seperti kotoran ayam, limbah dapur dan pupuk solid dari bekas tongkos kelapa sawit yang dicampur dengan tanah dan rambut padi. Setelah lahan siap, kami urunan untuk bibit nya. Kami mintakan para murid membawa bibit tanaman yang tumbuh di sekitar rumah mereka untuk dicoba ditanam di kebun mini ini, yang sehari-harinya dirawat oleh seluruh guru dan murid,” lanjut Armayeni.
Kebun sekolah seluas 12 m x 8 m ini ditanami sayuran seperti bayam, kangkong, sawi, timun, kacang panjang, dan cabai Buah-buahan juga ditanam di kebun, yakni sawo, mangga dan jambu. Sampai Juli 2019, kebun sekolah sudah melakukan panen sebanyak 2 kali. Menurut Mundir, salah satu Guru di SDN Suka Makmur, kebun sekolah memanen total 50 ikat bayam. “Hasil panen bayam ada yang dibagikan ke masyarakat desa ada juga yang dibeli oleh wali murid. Kami tidak mematok untuk dijual tapi uang yang diperoleh kami simpan di kas sekolah untuk modal beli bibit dan pupuk. Perkiraan kami akhir bulan nanti juga akan panen kangkung,” ungkap Mundir.
Keberhasilan panen kebun mini sekolah disambut baik oleh perangkat Desa Suka Makmur. “Pak Kades membantu dengan menganggarkan pembelian pupuk dan untuk perawatan kebun sekolah. Pak Kades juga menginginkan kebun diperluas, jadi di 2019 ini kami berencana membuat kebun ke 2 yang juga berlokasi di sekitar sekolah dengan luas yang sama dengan kebun sekarang,” pungkas Armayeni. (SA)