Badan Restorasi Gambut (BRG) terus melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui restorasi gambut. Data BRG menyebutkan, di Provinsi Riau misalnya, jumlah titik panas pada 2015 mencapai 1.894 titik. Sebelum BRG melakukan restorasi pada 2015, luas areal yang terbakar di Riau mencapai 102.381 hektare (ha). Pasca-restorasi gambut, pada 2017 luas areal yang terbakar di area target restorasi turun menjadi 3.920 ha. Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri mengatakan, BRG memang belum ada signifikasi besar dalam mengatasi karhutla, namun setidaknya restorasi gambut berhasil mengurangi kebakaran hutan dan lahan, yang tercermin dari menurunnya jumlah titik panas dan areal yang terbakar.
Terkait kebakaran yang kembali terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Riau tahun ini, Kepala Desa Lukun, Lukman, membenarkan daerah yang terbakar tersebut letaknya jauh dari pemukiman. Menurut Lukman, sejak BRG masuk ke wilayah mereka melakukan restorasi gambut, banyak warga desa yang sudah sadar dan berhati-hati saat musim kemarau tiba. “Jadi tidak ada unsur kesengajaan sama sekali. Mindset warga sekarang ini sudah banyak berubah dan lebih berhati-hati. Hanya saja, area di tempat kejadian itu memang mudah terbakar. Karena letaknya jauh, penduduk desa baru mengetahui ada kebakaran setelah api membesar,” ujar Lukman. Ke depan, desa ini harus masuk menjadi wilayah restorasi.
Informasi selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini :
https://katadata.co.id/berita/2019/03/29/restorasi-gambut-berhasil-tekan-kebakaran-hutan