Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berkomitmen untuk mengintervensi dan membentuk desa mandiri peduli mangrove di Papua Barat.
Kepala Sub Pokja Kerja Sama BRGM, Erna Rahayu mengatakan, setelah program ini telah tidak ada maka otomatis pemerintah daerah yang harus melanjutkan itu.
“Nantinya, pelaksanaan ada pembentukan desa mandiri peduli mangrove bisa mendapatkan bantuan dari dana kampung,” ujar Erna, kepada TribunPapuaBarat.com, Selasa (5/7/2022).
Ia menjelaskan,setelah pembentuk desa mandiri peduli mangrove di Papua Barat, pihaknya akan menetapkan sejumlah fasilitator diberbagai wilayah.
Lebih lanjut, ia tutupan hutan mangrove di Papua Barat hingga kini pihaknya masih dalam posisi aman dan ekosistem mangrove di Papua Barat.
“Hutan mangrove kita di Papua Barat masih sekitar 90 an persen. Dari dengan luasan seperti 500 an hektar, sampai saat ini masih 90 persen mangrovenya masih bagus,” katanya.
Ia menambahkan, BRGM punya target dalam setahun dapat menyiapkan kampung sebanyak 75 desa mandiri peduli mangrove. Saat ini, sudah membentuk tujuh desa mandiri mangrove.
“Desa-desa ini tersebar mulai dari Sorong, Raja Ampat, dan Sorong Selatan,” ujarnya.
Ia mengaku, dalam menjaga ekosistem mangrove di Papua Barat, semua pihak bisa mendapatkan manfaat.
“Hutan mangrove bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan ekoturisme, ekowisata, dan bahkan bisa edukasi bagi pelajar serta masyarakat di Papua Barat,” paparnya.
Menurutnya, lewat mangrove di Papua Barat, bisa dikembangkan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat di sekitar kawasan itu.
https://papuabarat.tribunnews.com/2022/07/06/brgm-dorong-pembentukan-desa-mandiri-peduli-mangrove-di-papua-barat-untuk-ekowisata-dan-edukasi