Kota Dumai dan Kabupaten Siak secara signifikan berhasil mengurangi tingkat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berkat program restorasi gambut. Berdasar data yang dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan tingkat kepercayaan 70 persen, pada puncak karhutla September lalu tercatat hanya ada satu titik panas di Dumai. Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, mengatakan “Dumai menjadi contoh keberhasilan program restorasi gambut, dan membuktikan revitalisasi ekonomi berhasil mampu mencegah kebakaran hutan. Pengurangan drastis (karhutla) juga terjadi di Siak”.
BRG terus upayakan 3R, yakni rewetting, revegetasi, dan revitalisasi di lahan gambut Kota Dumai dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Menurut Nazir, “Inilah bentuk upaya revitalisasi lahan yang sudah direstorasi sebelumnya,” ujarnya. Ia menambahkan, lahan gambut yang telah terbakar, setelah di restorasi perlu dikembalikan nilai ekonominya, agar program restorasi berkelanjutan dan lahan bekas bakaran tak lagi dibakar. Adapun Siak yang memiliki lahan gambut terbesar di Sumatera, mengalami penurunan jumlah titik api cukup signifikan.
Informasi selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini:
https://www.jpnn.com/news/berkat-restorasi-gambut-karhutla-di-dumai-dan-siak-berkurang-signifikan