Jika gambut dikelola dengan benar secara ramah gambut dan sesuai kodrat alamiahnya, akan ada banyak manfaat bisa dipetik dari lahan yang selama ini dianggap terbengkalai dan susah dikelola. Seperti kisah manis yang dirasakan kelompok masyarakat (Pokmas) KUB Gelam Sejahtera, Desa Sungai Gelam, Kab. Muaro Jambi, Jambi di akhir November tahun 2020 ini. Semangka yang ditanam di lahan 1 hektar pada Oktober lalu berhasil dipanen, diperkirakan mencapai 20 ton.
Pelaksanaan kegiatan di lahan gambut bekas terbakar dengan budidaya tanpa bakar serta tata kelola ramah gambut lainnya secara gotong royong oleh KUB Gelam Sejahtera tercakup dalam Paket Revitalisasi Sumber Mata Pencaharian Masyarakat yang digagas oleh Badan Restorasi Gambut melalui Kedeputian Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan.
Lahan gambut yang tetap terjaga tingkat kelembabannya berkat infrastruktur pembasahan yang sudah dibangun BRG, kemudian perlu upaya menggiatkan dan mengembangkan kembali kapasitas masyarakat dalam mengelola sumberdaya ekosistem gambut secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan berbagai potensi lokal yang ada. KUB Gelam Sejahtera Jambi sudah membuktikan pengelolaan lahan gambut yang tepat dengan cara tidak membakar akan memberikan dampak yang optimal. Kabar baik lainnya, diperkirakan Desember ini mereka juga akan memanen jagung di lahan sekitar kebun semangka.
Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Sumber Mata Pencaharian Masyarakat ini mempunyai fungsi penunjang produktivitas ekosistem gambut melalui kegiatan budidaya ramah gambut serta mengembangkan kemandirian masyarakat sekitar lahan gambut untuk mendukung restorasi gambut dan kelestarian ekosistem gambut di provinsi Jambi. Cerita pahit akibat kebakaran hebat dan bencana asap tahun 2015 berangsur-angsur pulih dengan panenan manis yang bernilai ekonomi. Habis asap manispun datang.