Puncak musim kemarau di Indonesia diprakiraan BMKG akan terjadi sekitar bulan Agustus 2021.
Untuk mengantisasi terjadinya kebakaran di musim kemarau ini, telah dilakukan kegiatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan oleh pemerintah.
Kegiatan pencegahan Karhutla, seyogyanya tidak hanya bersifat jangka pendek, tapi juga jangka panjang melalui perubahan pola perilaku seperti memperkenalkan praktik pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB).
Praktik ini juga turut dikembangkan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui pelatihan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG).
Pelatihan SLPG membekali peserta, disebut juga Kader Sekolah Lapang, pengetahuan mengenai teknik pertanian alami ramah lingkungan yang berbasis kearifan lokal termasuk didalamnya pembuatan pupuk organik dan pengolahan hama.
Pada pertengahan Juni lalu, Pelatihan SLPG telah dilakukan di Sumatera Selatan.
Bapak Mindarjo merupakan kader SL dari Desa Putak Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.
Menurut penuturan Mindarjo sebelumnya pernah terjadi kebakaran yang cukup hebat.
“Makanya ikut pelatihan ini agar kebakaran tidak terjadi lagi di desa.” Ujar Mindarjo yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Tani Jaya Desa Putak.
Saat ini, Bapak Mindarjo bersama 15 anggota kelompok tani yang diketuainya sedang mengembangkan pertanian tanpa bakar
“Lahan sudah kami siapkan, sudah juga diberikan pupuk buatan sendiri dari teknik yang diajarkan saat pelatihan” Ujarnya dengan sangat antusias.
Lahan yang dikelola Poktan adalah miliki anggota. Rencananya akan ditanami pare, bayam dan sawi.
”Kami harap, hasilnya dapat memenuhi kebutuhan pangan anggota.” Harap Mindarjo yang juga berencana untuk memperluas areal pertanian tanpa bakar ini.