Sebagai penanda dimulainya rangkaian peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Norwegia yang akan jatuh pada tahun 2020, Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG) turut hadir dan berpartisipasi dalam ajang “Festival Indonesia” yang digagas oleh Kementrian Luar Negeri dan KBRI Oslo 28 – 30 Juni lalu. Festival ini menjadi ajang untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan kekayaan sumbedaya alam Indonesia kepada masyarakat Norwegia.
Kegiatan diawali dengan seminar bisnis yang bertajuk “Sustainable Peatland & Palm Oil Contributions Towards the Achievement of the UN Sustainable Development Goals”. Seminar yang berlangsung sehari ini dihadiri oleh kurang lebih 100 partisipan, terdiri dari perwakilan Pemerintah Norwegia, LSM dan pengusaha guna membahas produk kelapa sawit dan lahan gambut yang dikelola secara berkelanjutan.
Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead dalam paparannya menyampaikan capaian dan progres program restorasi gambut yang telah dilaksanakan Pemerintah Indonesia selama tiga tahun terakhir, arah kebijakan, dan efektivitas kegiatan restorasi gambut dalam penurunan jumlah titik panas, serta penguatan kapasitas petani gambut sejak 2016. Beliau juga menyampaikan bahwa BRG telah memiliki platform online untuk kegiatan pemantauan restorasi gambut: Peatland Restoration Information and Monitoring System (PRIMS). Pranata ini memberikan informasi tentang dampak dari kegiatan restorasi gambut, indikasi degradasi lahan gambut, dan estimasi pengurangan gas rumah kaca (GRK) akibat kegiatan restorasi gambut.
Pemerintah Norwegia memberikan apresiasi terhadap kinerja Pemerintah Indonesia dalam merestorasi gambut selama tiga tahun terakhir, serta merekognisi penurunan nyata titik panas di lahan gambut dan turunnya laju deforesasi di lahan gambut. Indonesia telah mencatatkan sejumlah capaian penting seperti dalam pengembangan metodologi pemetaan gambut yang telah diakui internasional.
Pemerintah dalam hal ini NICFI (Norway’s International Climate and Forest Initiative) juga berjanji untuk menggalang dukungan negara-negara Eropa untuk terus bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam merestorasi ekosistem gambut di Indonesia.
Adapun puncak acara festival sendiri digelar di pusat kota Oslo, yaitu alun-alun Spikersuppa. Pusat kota ini disulap menjadi pasar Indonesia dengan puluhan tenda yang memamerkan produk-produk Indonesia. Pagelaran seni dan budaya disuguhkan dalam festival ini, seperti tarian dari Sumsel, DKI, NTT, serta tentunya promosi pariwisata Indonesia.
Pada kesempatan ini, kami memperkenalkan aneka hasil olahan produk pangan sehat dari gambut berupa nanas kering, keripik kelapa, beras merah, beras hitam, beras putih, sambal tabur nanas, dan selai nanas dari Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel serta kerajinan anyaman tas purun dan kain Sasirangan dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalsel turut dipamerkan. Terdapat pula live demo pembuatan tikar anyaman dari purun oleh bapak Arbain, petani gambut dari Kab. Barito Kuala, Kalsel. BRG bekerjasama dengan Pemkab Muba, Kemitraan dan Javara Indonesia.
Untuk memudahkan pemahaman tentang ekosistem gambut, pengunjung diberikan pengalaman Virtual Reality (VR). Hal ini menarik minat banyak sekali pengunjung dari berbagai segmen usia, tak terkecuali Dubes Norwegia dan Dubes Indonesia di Norwegia. Penyelenggaraan kegiatan Festival Indonesia yang diadakan KBRI di Oslo berlangsung dengan amat sukses. BRG berharap hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia akan semakin erat dan kerjasama kedua negara akan semakin kokoh.