Foto udara pola pembangunan sekat kanal di lahan gambut Tanjungjabung Timur, Jambi, Jumat (4/8). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus mendorong pemerintah daerah dan perusaahaan pengelola lahan di wilayahnya agar membangun sekat kanal yang berfungsi sebagai sarana pengatur tata air menggunakan material kedap air agar efektif dan tahan lama, sekaligus menjadi solusi jangka panjang dalam mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama kemarau. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/ama/17.
Pemetaan detail dan analisa terkait hidrotopografi serta tutupan lahan gambut yang dinilai menjadi dasar pekerjaan fisik restorasi gambut sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan. Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna Safitri menuturkan, pemetaan tersebut menjadi penting dilakukan supaya terdapat data yang akurat. Sehingga mempercepat kegiatan perencanaan restorasi gambut.
Dalam peta itu, skala besar 1:2.500, berarti setiap satu sentimeter sama dengan 25 meter di permukaan bumi. Dengan hal besran itu, program restorasi bisa berjalan lebih efektif. Karena implementasi intervensi fisik, konstruksi pembangunan sekat kanal atau penimbunan kanal bisa dilakukan tanpa ragu-ragu.
“Semakin akurat peta berarti membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan itu membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, ada juga kendala teknis lain, seperti cuaca yang tidak bersahabat yang bisa mengurangi akurasi hasil,” ujar Myrna
baca selengkapnya di:
https://nasional.kontan.co.id/news/brg-perlu-peta-skala-besar-sebagai-acuan-restorasi