Sejak terbentuknya Badan Restorasi Gambut (BRG) tahun 2016 wilayah gambut Riau masih saja mengalami kebakaran hutan dan lahan yang cukup hebat. Akibat kebakaran tersebut, Riau saat ini menetapkan status siaga darurat karhutla karena alasan tiga wilayahnya seperti Dumai, Bengkalis dan Kepulauan Meranti terlebih dahulu telah terbakar.
Menurut Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead penyebab kebakaran diakibatkan mengeringnya lahan gambut Riau. Hal itu telah terjadi selama puluhan tahun silam, jadi tidak mudah bagi BRG memulihkan lagi ekositem gambut tersebut. BRG mengupayakan penyelamatan gambut dengan cara mendirikan sumur bor sebanyak 325 unit, 815 sekat kanal, merevegetasi 120 lahan serta merevitalisasi 37 wilayah dengan estimasi terdampak 50 ribu hektare lebih lahan gambut Riau yang terdampak.
Selain itu, BRG mendorong seluruh pihak berperan dalam upaya penyelamatan lingkungan tersebut termasuk di dalamnya adalah masyarkat setempat dan pemerintah desa. Menurut Nazir Foead, pengembalian ekositem gambut tidak bisa mengandalkan pihak tertentu. Dibutuhkan kerjasama yang nyata dalam penyelesaiannya.
Selengkapnya di: