“Keberhasilan dari karakter cinta lingkungan betul-betul tergantung dari kreativitas dan sinergi ekosistem pendidikan. Selain itu penyadaran akan pentingnya lingkungan serta membangun karakter cinta lingkungan perlu dilakukan sedari dini,” kata Bapak Hendarman dalam diskusi via online tentang cinta lingkungan yang diadakan Badan Restorasi Gambut (BRG) di Jakarta pada hari Senin, 4 Mei 2020.
Demikian salah satu pernyataan yang disampaikan Ir. Hendarman, MSc, PhD, Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud RI. Dalam diskusi daring yang difasilitas BRG ini, menarik minat banyak pemerhati, pelaku dan praktisi pendidikan, hingga jumlah peserta diskusi daring mencapai 207 peserta.
Sesi diskusi daring dengan judul Forum Diskusi Digital Literasi Perlindungan Gambut: Penguatan Karakter Cinta Lingkungan. Adapun narasumber yang menyampaikan paparan dan berbagi pembelajaran adalah Ir. Hendarman, MSc, PhD, Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud RI; Deasy Efnidawesti, S.Hut, Msi, Kasubpokja Edukasi, Sosialisasi dan Pelatihan BRG, Aulia Wijiasih, Praktisi Pendidikan Lingkungan; Dr.H. Suwarno Muriyat, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Kapuas, Kalteng; Armayeni, SPd, SD, Kepala SDN Suka Makmur, Kab. Musi Banyuasin, Sumsel; Nabila Naisha Angraini, siswa SDN 01 Buantan Lestari, Siak, Riau dan Nadia Jessica Jonatan, Peserta Youth Camp 2019, mahasiswa ITB.
Antusiasme peserta yang tinggi nampak dari ratusan jumlah peserta yang mengikuti diskusi daring langsung dan menyimak via tayangan di kanal Youtube BRG. Karena sebagaimana diketahui, pendidikan karakter cinta lingkungan terutama pengenalan lahan gambut sudah dilakukan BRG sejak tahun 2017 dengan melakukan sesi edukasi, kelas belajar dan bermain, pembagian dan praktik alat peraga hingga yang paling mutakhir dengan acara Kemah Pemuda Gambut bulan November tahun lalu di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah. Adapun jumlah sekolah yang masuk program pengenalan dan pembentukan karakter cinta lingkungan adalah 75 sekolah di 7 provinsi target BRG setiap tahun.
Umumnya semua sepakat bahwa pembelajaran untuk menguatkan kecintaan pada lingkungan harus dilakukan secara nyata, bukan hanya terjadi di ruang kelas dan lewat buku. Kemudian menurut praktisi pendidikan, penguatan karakter tentang kecintaan pada lingkungan bisa dilakukan dengan memasukkannya dalam muatan lokal karena keunikan berbagai daerah menjadi modal budaya dan integrasi dalam kurikulum keseluruhan.
Berkesan dan Bermanfaat
Yang juga menjadi penting bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 ini serta adanya pembatasan interaksi fisik untuk upaya pencegahan penyebaran virus lebih luas, semua insan-insan pelaku pendidikan harus coba kreatif dalam penyelenggaraan pendidikan sembari menunggu keadaan kembali normal. Karena dari berbagai cerita dan berbagi pengalaman pada diskusi online ini, bahwa pembangunan karakter cinta lingkungan juga perlu pengalaman langsung untuk mencermati, memahami pengetahuan alam sekitar terutama lahan gambut. Pengalaman langsung yang memberi kesan, sangat berbeda dan bermanfaat.