Indonesia merupakan negara dengan sebaran gambut tropis terbesar di dunia dan penting keberadaannya, karena mempengaruhi iklim dunia.
Namun, ekosistem gambut sering terbakar dan sudah terdegradasi, meski upaya restorasi ekosistem gambut sudah banyak dilakukan Badan Restorasi Gambut (BRG).
Kepala BRG Nazir Foead mengatakan, restorasi gambut memerlukan peran anak muda sebagai pembawa obor untuk generasi mendatang yang lebih baik.
“Semoga generasi ini bisa lebih baik dari pada generasi sekarang dan bisa menjadi pahlawan bagi generasinya,” ucap Nazir dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (28/10/2020).
Menurutnya, selama ini BRG menggunakan pendekatan rewetting, revegetation, dan revitalitation.
“Kami juga melibatkan komunitas warga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya dengan pengolahan lahan tanpa bakar dan menginisiasi Desa Peduli Gambut (DPG). Saat ini sudah ada sekitar 624 Desa Peduli Gambut,” paparnya.
Sementara, Kabag Humas, Hukum, dan Sistem Informasi Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Mustadin Taggala mengatakan, pihaknya terus mengaktifkan simpul pemuda di daerah hingga nasional untuk ikut terlibat dalam menghadapi persoalan lingkungan.
Meski tak secara spesifik, Kemenpora mendorong gerakan kesukarelawanan dan pelopor pemuda untuk memaksimalkan lahan yang rusak sebagai lahan pertanian baru.
“Beberapa diantaranya di Gunung Kidul, Yogyakarta, para pemuda memaksimalkan lahan di sekelilngnya yang terancam rusak untuk memproteksi lingkungannya,” ujar dia.
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/10/28/peran-anak-muda-dibutuhkan-dalam-restorasi-gambut