SLPG (Sekolah Lapang Petani Gambut) Provinsi Sumatera Selatan dimulai kemarin 12 Agustus 2020, dimana pembukaan dipusatkan di desa Nganti, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin. Tahun ini kegiatan SLPG yang dibina Badan Restorasi Gambut di Provinsi Sumsel meliputi 23 peserta dari 5 desa yang dilaksanakan serentak di tiga lokasi yaitu Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara, Desa Biaro Lamo, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara dan Desa Nganti, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin.
Pelatihan metode bertani tanpa bakar dalam rangkaian SLPG ini berlangsung selama 4 hari. Para petani mendapat materi terkait konsep dasar ekosistem gambut, teknik fasilitasi kelompok tani, hingga praktik langsung pembuatan pupuk organik , pembenah tanah dan pestisida alami. Tidak lupa diberikan materi pengenalan pemasaran.
Pembukaan dilakukan secara resmi oleh Camat Sanga Desa, Henrit,S.H.,M.Si menyampaikan terimakasih kepada BRG yang telah melaksanaan kegiatan pelatihan di daerahnya. “Saya berharap seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik kemudian dapat mempraktekkannya”.
Dr.Ir Suwignya Utama, MBA selaku kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRG mengajak seluruh peserta untuk mengolah lahan dengan bijak dan ramah lingkungan, menggunakan sistem Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dengan teknik yang telah diajarkan dikegiatan sebelumnya, misalnya dengan menggunakan pupuk cair F1 embio yang dapat meningkatkan pH, mengurangi tingkat keasaman lahan gambut. Menurut Bapak Suwignya Utama, bahwa masa kerja BRG hanya 5 (lima) tahun terhitung sejak 2016, dan dalam pelaksanaan program yang sudah ada diharapkan petani mampu bertani secara mandiri dan dapat menggunakan APBD/Dana Desa dalam melanjutkan program-program BRG.
Salah satu peserta SLPG Bapak Erik dari desa Nganti mengatakan dengan antusias, bahwa pelatihan seperti ini sudah dinanti-nantikan karena sangat penting untuk meningkatkan kemampuan petani, khususnya dalam mengelola lahan gambut tanpa bakar. Petani sangat senang mendapatkan pengetahuan tntang inovasi baru tentang bagaimana pembuatan pupuk organic, nutrisi tanaman, dan bagaimana cara pengendalian hama terpadu.
Sebagaimana diketahui, lahan gambut punya karakteristik yang unik. Karena itu petani harus diajarkan untuk bertani secara alami dan tanpa bakar dengan tetap mempertahankan produktifitas pertanian. Pendekatan yang ditawarkan SLPG ini akan menjawab empat tantangan pengelolaan ekosistem gambut yakni, mencegah kebakaran lahan gambut, mencegah degradasi lahan gambut akibat penggunaan pupuk kimia, peningkatan pendapatan petani, serta perlindungan ekosistem gambut.
BRG sudah memulai SLPG sejak tahun 2018. Hingga Juli 2020, sudah ada 848 kader Petani Peduli Gambut di 7 provinsi target restorasi gambut. Untuk provinsi Sumsel sampai tahun 2019 ada 159 kader SLPG yang mengembangkan 54 mini demplot (kebun percontohan).