Masa pandemi ini bukan jadi alasan bagi masyarakat desa sekitar lahan gambut untuk mengendurkan kegiatan dan kesiagaan sebagai persiapan musim kemarau tahun ini agar terhindar dari bencana asap dan karhutla. Di tengah pandemi Covid-19 ini seluruh warga desa memang dianjurkan untuk jaga jarak dan berdiam di rumah saja. Namun, menurut mereka ancaman kebakaran hutan dan lahan masih tetap saja ada bila mereka lengah. Apalagi dengan masuknya musim kemarau tahun ini, yang diperkirakan berlangsung dari Juli sampai September 2020.
Seperti cerita dari Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bakti Makmur dan Mulia Makmur di Desa Sungai Segajah Makmur, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Pokmas ini terus menjalankan perannya bersama anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) melakukan patroli rutin dan pengecekan berkala infrastruktur pembasahan gambut (IPG) berupa sekat kanal dan sumur bor. Kegiatan ini bahkan sudah dilakukan sejak awal tahun 2020 dan makin sering saat menjelang kemarau ini.
Menurut Dwi, Kepala Desa Sungai Segajah Makmur mengatakan: ”Kegiatan menjaga desa dan ekosistem gambut sekitar desa agar tetap asri dan terhindar dari karhutla. Kegiatan ini kami lakukan dengan tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk jaga jarak dengan perlengkapan yang disyaratkan . Patroli pengecekan IPG dilakukan bergantian untuk menghindari adanya kerumunan orang, dan kami lakukan setiap minggu bersama Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau.”
Penduduk desa juga senang jika lahan gambut basah dan terawat dengan baik, bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat. Saat ini masyarakat desa mengelola 100 hektar lahan gambut secara berkelanjutan dan sudah menghasilkan 10 jenis produk pertanian, mulai dari hortikultura, buah-buahan hingga umbi-umbian. Bahkan hasil yang paling dicari di masa pandemi seperti jahe dan rempah-rempah untuk meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemi saat ini.
Pokmas Bakti Makmur dan Mulia Makmur merupakan kelompok masyarakat binaan Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG RI). Pada tahun 2018, di desa ini dibangun IPG berupa 25 unit sumur bor dan 10 unit sekat kanal. Pekerjaan ini dilanjutkan kembali pada 2019 dengan membangun 18 unit sumur bor dan 10 unit sekat kanal. IPG yang dibangun oleh BRG ini selain untuk menjaga dan mencegah karhutla di lahan gambut Desa Sungai Segajah Makmur, juga berhasil menstimulasi ekonomi masyarakat untuk memanfaatkan ekosistem gambut secara berkelanjutan. Potensi ekonomi lahan gambut yang hijau dan berkelanjutan potensial dan signifikan terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.
Semangat masyarakat untuk terus menjaga ekosistem gambut apalagi di masa pandemi ini, patut diapresiasi. BRG sebagai fasilitator dari upaya besar dan gotong royong ini akan terus fokus pada mandatnya memulihkan ekosistem gambut untuk membangun ekonomi gambut hijau yang berkelanjutan, menciptakan lebih banyak peluang kerja dan pendapatan bagi masyarakat di desa-desa lahan gambut.