Yogyakarta – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Pusat Diklat SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPLHK) sejak tahun 2017 telah berkolaborasi dalam menyusun kurikulum dan penyelenggaraan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan restorasi gambut.
Sebanyak 26 orang petani gambut Sumatera dan Kalimantan berkumpul di Balai Diklat Kesejahteraan Sosial Yogyakarta untuk mengikuti Training of Facilitator (TOF) Kader Terampil Sekolah Lapang Petani Gambut selama 4 (empat) hari tanggal 28 – 31 Agustus 2023 yang diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bekerjasama dengan Balai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pusdiklat SDM LHK).
Pelatihan TOF Kader Terampil Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) merupakan upaya peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan lanjutan salah satunya Training of Facilitator (ToF) Kader Terampil Sekolah Lapang Petani Gambut dan standarisasi demplot yang diarahkan menjadi pusat belajar bagi para petani sekitar.
Budiyanto selaku Kepala Sub Kelompok Kerja Sosialisasi dan Pelatihan BRGM menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari upaya pemulihan ekosistem gambut melalui edukasi perubahan perilaku. Perubahan agroekologi gambut perlu direspon dengan kemampuan masyarakat mengembangkan inovasi pengelolaan gambut yang tepat, dimana pengetahuan tradisional dan inovasi yang ada perlu mendapatkan tempat untuk saling dipertukarkan dan dikembangkan.
Dengan kata lain para petani peserta pelatihan ini diharapkan dapat memanfaatkan lahan gambut dengan teknik pertanian alami dan pengelolaan lahan tanpa bakar di lahan gambut guna menunjang pendapatannya dari hasil bertani. Tidak hanya itu, para peserta juga dibekali ilmu untuk memfasilitasi dan menyebarkan pengetahuan tentang pengolahan lahan gambut tanpa bakar di desanya masing-masing. Sekolah Lapang Petani Gambut menjadi pendekatan interaktif yang bersentuhan secara langsung dengan masyarakat dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan aksi perlindungan dan penyelamatan ekosistem gambut pada tingkat desa.
“Masyarakat di desa-desa gambut menjadi kekuatan penting dalam perlindungan dan penyelamatan ekosistem gambut. Untuk itu, diperlukan strategi penguatan kapasitas masyarakat pedesaan di sekitar ekosistem gambut agar memiliki kemampuan untuk melindungi dan mengelola gambut dengan tepat, ekonomis, dan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan peningkatan keterampilan masyarakat agar dapat mengembangkan pertanian alami terpadu di lahan gambut” ujar Budiyanto saat memberikan sambutan pembukaan pelatihan TOF Kader Terampil SLPG di Balai Diklat Kesejahteraan Sosial (28/8/2023)
Kepala Balai Pusdiklat SDM LHK, Kusdamayanti menyampaikan pesan dalam sambutannya agar peserta bersungguh-sungguh dan serius mengikuti pelatihan. “Saya harap bapak ibu mengikuti pelatihan ini dengan sungguh – sungguh, karena apa yang diberikan BRGM atas prestasi bapak ibu sesuatu yang tidak ternilai, bapak ibu diberi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sebagai kader sekolah lapang petani gambut. Tidak hanya keterampilan dan ilmu untuk bapak ibu sendiri, tapi bapak ibu bisa mengajarkan ilmu yang diperoleh ke tetangga dan saudara untuk tidak membakar dan menerapkan ilmu yang didapat dari pelatihan ini” jelas Kusdamayanti (28/8/2023).
Sebagai informasi bahwa 26 orang peserta pelatihan tersebut terdiri dari petani gambut yang berasal dari 6 (enam) Provinsi, yaitu Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan. Serta Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat dimana provinsi-provinsi tersebut merupakan titik potensial kebakaran hutan dan kerusakan gambut yang perlu dijaga bersama.