Edukasi lingkungan hidup bagi usia anak sekolah dilakukan agar para siswa memiliki wawasan luas, pemahaman, sikap peduli lingkungan hingga terbentuk menjadi karakter insan cinta lingkungan sejak dini. Hal tersebut dapat ditempuh melalui penerapan kurikulum pendidikan karakter lingkungan bagi anak usia sekolah.

Dalam hal ini, Badan Restorasi dan Gambut (BRGM) sebagai instansi pemerintah yang bertugas memfasilitasi percepatan restorasi gambut rusak dan merehabilitasi mangrove melakukan pendekatan melalui edukasi dan sosialisasi. BRGM bersama, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau dan Dinas Pendidikan Kota Dumai menyelenggarakan kegiatan integrasi materi gambut dan mangrove dalam kurikulum merdeka.

Kegiatan ini dihadiri kepala sekolah, pengawas sekolah, dan perwakilan guru dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tergabung dalam tim integrasi pembelajaran gambut dan mangrove pada kurikulum merdeka jenjang satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Dumai. Kegiatan ini berlangsung selama 2 (dua) hari, tanggal 25 – 26 Juli 2023.

Dalam sambutan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Bapak Dr. Ir. Mamun Murod, MM, MH. mengungkapkan dukungan penuh akan program integrasi lingkungan hidup ke kurikulum merdeka. “Kegiatan ini merupakan bentuk perwujudan amanat Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 65 ayat 2 yang berisi setiap orang berhak mendapatkan akses informasi, akses pendidikan lingkungan hidup, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam hal atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Sehingga kolaborasi dan sinergi antar instansi pemerintah sangat diperlukan. Selain itu, program ini sangat sesuai dengan kebijakan strategis RPJMD 2019 – 2024 yaitu Riau Hijau untuk optimalisasi pengelolaan SDA menuju pengelolaan keberlanjutan. Harapan ke depan akan banyak insan yang sadar akan lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap meningkatnya indeks lingkungan hijau dan mengurai emisi rumah kaca.”

Kegiatan edukasi yang dilakukan BRGM tentu menjadi investasi masa depan karena anak-anak sekolah merupakan penerus bangsa yang berwawasan lingkungan. Selain itu, hal ini tentu dapat membangun desa di sekitar wilayah gambut dan mangrove melalui edukasi lingkungan.

Menurut Dr. Ir. Suwignya Utama, MBA. selaku Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, “Agenda yang kami lakukan seputar pendidikan lingkungan ini telah dilakukan sejak tahun 2017. Kami melakukan pendekatan langsung ke lapangan melalui sekolah lapang, guru-guru, dan hingga ke siswa langsung. Oleh karena itu, saat ini kami berupaya melakukan integrasi dengan satuan pendidikan yang memiliki kewenangan dan kebijakan untuk mengatur penerapan kurikulum secara luas untuk pendidikan karakter lingkungan.”

Selain itu, Walikota Dumai sangat mendukung kegiatan ini melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Kemasyarakatan, dan Sumber Daya Manusia Bapak Drs. Muhammad Yunus mengungkapkan, “Kondisi Kota Dumai yang terdiri dari 7 Kecamatan seluruhnya dapat ditemukan lahan gambut maka kami mengupayakan agar seluruh pihak bekerja sama dengan erat, terutama saat ini juga masuk musim kemarau, maka dari itu kita perlu tingkatkan kewaspadaan bersama. Kota Dumai juga memiliki garis pantai terpanjang di Provinsi Riau dan menjadi tanggung jawab penting bagi seluruh pihak untuk menjaga kelestarian mangrove. Tentu saja Walikota Dumai mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang kita lakukan.”