SIARAN PERS
No: 05/SIPERS/BRGM/07/2022
dapat disiarkan segera
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar kegiatan media briefing dengan menggandeng berbagai pelaku media bertempat di Kantor BRGM Grha Gamma Cikini (19/07). Melalui kegiatan ini, BRGM ingin melakukan transparansi informasi kepada publik terkait target kinerja BRGM di tahun 2022.
Dalam kesempatan ini, selain Deputi Perencanaan dan Evaluasi serta Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi, turut hadir pula narasumber dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro. Asisten Deputi Perubahan Iklim dan Kebencanaan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), Kus Prisetiahadi. Serta Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Bidang Investasi, Energi, dan Infrastruktur Kantor Staf Presiden, Trijoko Mohamad Soleh.
“Media Briefing ini menjadi forum yang penting antara government, stakeholders, media, dan publik terkait kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove yang telah dikerjakan.” Ucap Trijoko, Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Bidang Investasi, Energi, dan Infrastruktur Kantor Staf Presiden.
Indonesia memiliki ekosistem gambut terbesar nomor 4 dunia dan ekosistem gambut tropis terbesar di Indonesia. Luas ekosistem gambut Indonesia mencapai 24.667 juta hektar (ha) di 865 KHG. “Indonesia mampu menyimpan karbon sampai 46 gigatons, yaitu 8-14% karbon berada di gambut.” Ucap Sigit, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan KLHK.
Dalam melakukan restorasi gambut, KLHK melaksanakan program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG). “Kami telah, melakukan kegiatan rehabilitasi melalui revegetasi pada demplot di Desa Tanjung Sari, Riau, pembangunan sekat kanal di Desa Kerumutan.” Ujar Sigit. Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan KLHK.
Saat ini KLHK sedang melakukan analisis mengenai kanal terbangun dan kebakaran di lahan gambut menggunakan perhitungan indeks kualitas gambut di 19 provinsi, yang menjadi bagian dari Indeks kualitas Lahan. Nantinya, pada akhir Juli 2022 akan dilakukan ekspos Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.
Kegiatan restorasi gambut, juga dilaksanakan oleh BRGM sesuai dengan mandat presiden pada Peraturan Presiden No 120 Tahun 2020 BRGM untuk memfasilitasi percepatan restorasi gambut seluas 1,6 juta ha di 7 provinsi dan percepatan rehabilitasi mangrove seluas 600.000 hektar pada 9 provinsi prioritas hingga tahun 2024.
Di tahun 2021 lalu, BRGM telah melaksanakan pembangunan 110 unit sumur bor, 774 unit sekat kanal, 910 hektar revegetasi dan 279 paket revitalisasi di 7 provinsi untuk mendukung upaya pemulihan ekosistem gambut. Setelah dikonversi, kegiatan pemulihan tersebut dapat berdampak terhadap pulihnya fungsi hidrologis ekosistem gambut yang tetap terjaga dalam kondisi basah, pada wilayah seluas 300.346 ha. Kembalinya fungsi hidrologis gambut ini akan mengurangi resiko kebakaran di lahan gambut.
“Dalam melakukan restorasi gambut, kami menggunakan pendekatan 3R, yaitu Rewetting, pembasahan kembali lahan gambut, Revegetasi yaitu penanaman kembali, dan Revitalisasi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.” Ujar Yasin Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi BRGM. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung kelanjutan restorasi gambut seluas 1,6 juta ha hingga tahun 2024.
“Tahun 2022 ini, kami memiliki rencana kegiatan restorasi gambut, melalui pembangunan sumur bor sebanyak 80 unit, Sekat Kanal sebanyak 440 unit. Selain itu kegiatan revegetasi seluas 347 hektar, dan pemberian 158 paket revitalisasi.” ucap Yasin. BRGM juga membentuk DMPG yang tersebar di 6 provinsi antara lain, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan. Sampai saat ini, telah terbentuk 106 desa, terdiri dari 52 desa yang sudah didampingi, dan 54 desa belum didampingi.
Pada periode kedua ini, BRGM mengusung konsep konsolidasi, yang meliputi 3 aspek utama, yaitu aspek biofisik, sosial, dan sistem konsolidasi. Ketiga aspek ini, digunakan dalam pelaksanaan role model sistematis dan terpadu, atau yang lebih dikenal sebagai Kesatuan Hidrologis Gambut Model (KHG Model). BRGM memiliki lokasi pilot model restorasi gambut, yaitu KHG Sungai Siak – Sungai Kampar, KHG Pulau Bengkalis, KHG Sungai Saleh – Sugihan, KHG Sungai Mendahara – Sungai Batanghari, KHG Sungai Punggur Besar – Sungai Kapuas, KHG Sungai Kahayan – Sungai Sebangau, dan KHG Sungai Balangan – Batang alai.
Selain itu, BRGM juga telah melakukan kegiatan rehabilitasi mangrove melalui penanaman seluas 34.911 ha, atau 105% dari total 33.000 ha target penanaman di tahun 2021. Agar menjaga keberlanjutan dari program percepatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan, BRGM menyusun konsep rehabilitasi mangrove pada level lanskap.
Pengelolaan Mangrove berbasis lanskap bertujuan untuk menyeimbangkan kepentingan penggunaan lahan yang saling berkompetisi sehingga akuakultur, perikanan tangkap, konservasi sumber daya hayati, fungsi lindungi dan ekowisata serta transportasi air dapat berlangsung secara harmonis.
“Perlu kita ingat bahwa kita perlu menanam mangrove yang bermanfaat bagi masyarakat, dan menanam mangrove yang berkelanjutan. Jangan sampai penanaman itu menyengsarakan.” ucap Satyawan, Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi. Ia menambahkan, Indonesia memiliki 130 lanskap mangrove, sehingga diperlukan kolaborasi antar stakeholders.
Tentunya, dalam kegiatan rehabilitasi mangrove, BRGM tidak dapat bekerja sendiri, salah satu stakeholders yang berperan adalah Kemenkomarves. Dalam hal ini, kemenkomarves berusaha untuk melakukan kerjasama dengan pihak internasional, guna mendapatkan dukungan dana, untuk kegiatan rehabilitasi mangrove.
“Kami juga melakukan kerjasama Internasional dengan United Arab Emirates, Saudi Arabia, Singapura, kerjasama dengan World Bank, dan Korea Selatan.” Ujar Kus, Asisten Deputi Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan Kemenkomarves.