No:18 SIPERS/BRGM/05/2023
Dapat disiarkan segera
Papua Selatan – Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Ayu Dewi Utari berkunjung ke Provinsi Papua Selatan untuk menjalin silahturahmi dengan Penjabat (Pj.) Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo di Kantor Gubernur Papua Selatan. Dalam kesempatan ini, Sekretaris BRGM menyampaikan kegiatan restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove yang akan dilaksanakan di provinsi ini. Mengingat, Provinsi Papua Selatan merupakan wilayah pemekaran dari Provinsi Papua yang baru diresmikan pada tahun lalu.
Ayu, Sekretaris BRGM mengatakan, “Terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papua Selatan, yang telah memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan restorasi gambut di wilayah ini. Dengan adanya pemekaran wilayah menjadi Papua Selatan, kami membutuhkan dukungan dari Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan kegiatan restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove,” ucap Ayu.
Papua Selatan memiliki lahan gambut seluas 965 ribu hektar (ha) yang tersebar di Kabupaten Merauke, Mappi, dan Asmat. Memperhatikan kondisi lahan gambut dengan luasan tersebut, sebenarnya lahan gambut yang terdegradasi tidak terlalu significant. Dengan kejadian karhutla juga tidak kerap dan tidak mengganggu, berbeda dengan 6 provinsi lainnya. Namun pemerintah tidak hanya memperhatikan lahan gambut yang rusak, gambut baik pun diperhatikan dan dilindungi.
Dalam pelaksanaannya, BRGM menerapkan strategi atau pendekatan 3R, yaitu Rewetting atau pembasahan, Revegetasi atau penanaman kembali, dan Revitalisasi ekonomi masyarakat. Sejak tahun 2018 hingga 2022, BRGM telah memberikan 131 paket revitalisasi ekonomi, di 102 kampung. Revitalisasi yang diberikan berbentuk bantuan alat tangkap ikan ramah lingkungan, pengolahan abon ikan, pengolahan tepung pisang, pengadaan bibit tanaman pekarangan.
Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo menyambut baik kehadiran BRGM, “Kami berterima kasih banyak wilayah kami dipilih untuk program BRGM ini akan sangat membantu kami terutama kegiatan Revitalisasi ekonomi masyarakat. Wilayah gambut ini, juga menjadi concern kami untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, ” ujar Apolo.
Ekosistem mangrove di Provinsi Papua Selatan, juga menjadi fokus BRGM dalam pemulihan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kondisi mangrove di provinsi ini, masih tergolong cukup baik karena tumbuh di pesisir pantai, dan bukan termasuk lahan tambak. Tahun 2023 ini, Rencana kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove akan dilaksanakan di Kabupaten Merauke seluas 748 ha.
Kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove tidak hanya sekedar pemulihan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, namun kegiatan ini harus berjalan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, BRGM bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam peningkatan penyadartahuan pentingnya restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove pada generasi muda. Salah satunya melalui kerja sama dengan Universitas Musamus.
Universitas Musamus bekerjasama dengan BRGM guna mendukung kegiatan restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove, dalam memberikan ilmu kepada mahasiswa, salah satunya melalui Kuliah Umum yang bertajuk “Urgensi Dalam Mitigasi Krisis Iklim pada Lahan Gambut dan Mangrove”, yang dipaparkan langsung oleh Ayu Dewi Utari, Sekretaris BRGM. Kuliah umum ini diikuti oleh 138 mahasiswa dari berbagai jurusan. (21/6).
Antusiasme mahasiswa sangat terasa dalam kesempatan ini. Wakundus, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Musamus mengatakan, “Di provinsi Papua ini, kami memiliki lahan gambut yang luas, namun kami tidak mengerti bagaimana pemeliharaan dan penggunaan lahan yang baik tanpa dibakar. Melalui kuliah umum ini, kami menjadi tahu apa itu Lahan gambut dan cara penanganannya. Harapannya, mahasiswa dapat terlibat lebih lanjut dalam kegiatan restorasi gambut, terlebih di provinsi kami, “ kata Wakundus.