No:10/SIPERS/BRGM/05/2023
Dapat disiarkan segera
Badan Restorasi Gambut dan Manggrove (BRGM) mengadakan kegiatan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG), yang diselenggarakan pada 6 – 9 Mei 2023, di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kegiatan SLPG ini diikuti oleh kelompok tani yang berasal dari provinsi Kalimantan Tengah yakni Desa Baung, dan Desa Muara Dua, serta kelompok tani Desa Teluk Masjid, Kalimantan Selatan.
Kegiatan SLPG sudah berjalan sejak tahun 2018, program ini merupakan bentuk pendampingan BRGM kepada masyarakat tingkat tapak, melalui pelatihan pengelolaan lahan gambut tanpa bakar, dan penggunaan nutrisi alami. Tahun 2022 lalu, telah berhasil melatih 446 kader SLPG yang terdiri dari 290 kader laki – laki, dan 159 kader perempuan, di 6 provinsi yaitu Riau Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
SLPG merupakan program kerja BRGM dalam melakukan pendampingan masyarakat tingkat tapak, dalam memberikan pelatihan pengelolaan lahan gambut tanpa bakar dan penggunaan nutrisi alami.
Salah satu Kader Mahir SLPG Kalimantan Tengah, Theti mengatakan melalui pelatihan yang diberikan masyarakat bisa memanfaatkan bahan yang ada, dan menghemat biaya produksi. “Dengan memanfaatkan bahan organik di lingkungan sekitar, saya bisa membuat pupuk cair F1-Embio. Tanaman saya menjadi lebih subur dan tahan terhadap hama, selain itu menghemat biaya produksi karena harga pupuk yang mahal. Saya berharap peserta sekolah lapang dapat mempraktekan ilmu yang sudah dipelajari di desa masing-masing”, ujar Theti.
Setelah mendapatkan pelatihan sekolah lapang, peserta akan membangun mini demplot pengolahan lahan tanpa bakar (PLTB) yang bersifat sustainable, peserta aktif dalam pemeliharaan demplot, sehingga menghasilkan hasil pertanian berkualitas baik. Kegiatan ini akan didampingi oleh BRGM, yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi oleh BRGM untuk mengembangkan potensi yang ada.
Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Suwignya Utama menyampaikan, “Petani tidak lagi membakar lahan dan tidak menggunakan pupuk kimia dalam bertani. Pada kegiatan sekolah lapang ini petani diajarkan untuk membuka lahan tanpa bakar, membuat pupuk organik cair, dan pestisida alami. Dengan demikian, kebakaran hutan dan lahan yang meluas dapat dicegah. Selain itu petani antar daerah juga saling berdiskusi dan bertukar pengalaman tentang pengalaman mereka”, ucap Suwignya.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Merty Ilona mengapresiasi kegiatan SLPG yang diadakan BRGM. Merty mengatakan “Di BRGM ada 3 strategi dalam percepatan restorasi diantaranya yaitu Rewetting atau pembasahan kembali, Revegetasi atau penanaman kembali dan Revitalisasi ekonomi masyarakat. Dengan adanya sekolah lapang ini petani dapat mandiri dalam pangan, mensejahterakan ekonomi, dan menjaga lingkungan”, ujar Merty.