SIARAN PERS
No: SIPERS/BRGM/1/12/2021
dapat disiarkan segera
Setelah meninjau kegiatan restorasi gambut, rombongan anggota Komisi IV DPR RI, Kepala BRGM Deputi lingkup BRGM, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Plh. Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan KLHK, melanjutkan kunjungan ke Desa Pasir, Kec. Mempawah, Kab. Mempawah didampingi Wakil Bupati Mempawah.
Iswanto, anggota elompok Usaha Bersama Penghijauan, menjelaskan Kegiatan rehabilitasi mangrove di Desa Pasir di atas lahan seluas 7 ha dengan jumlah anggota kelompok 35 orang. Kegiatan penanaman menggunakan pola rumpun berjarak dengan jumlah bibit 400 batang/rumpun, dengan total 70000 batang jenis Rhizopora.
Selain melakukan penanaman, kelompok ini juga membuat persemaian jenis rizhopora. Kegiatan rehabilitasi mangrove di desa ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Pendampingan dan pelatihan diberikan kepada masyarakat untuk mengembangkan lokasi menjadi daerah wisata serta mengembangkan produk-produk yang berasal dari mangrove.
Dalam sambutannya, Maria Lestari, anggota komisi IV yang juga wakil dari provinsi kalimantan barat, mengharapkan mengrove yang nanti tumbuh dapat menjadi pusat pariwisata. “Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi pemasukan bagi masyarakat, bukan hanya pariwisata saja tetapi untuk menunjang sebagai tempat pemancingan” ungkap Maria.
Fajar Azansyah, pegiat dan pejuang mangrove, sekaligus Kabid Pariwisata, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kab. Mempawah,menyampaikan aspirasinya kepada anggota Komisi IV. Fajar menyampaikan dikarenakan kondisi COVID, kegiatan ekowisata disini menjadi berhenti. Dari kegiatan PEN ini masyarakat bisa bangkit, menyisihkan dari hasil pendapatan menanam mangrove dan kembali beraktifitas untuk melanjutkan kegiatan ekosiwata.
“Kami juga memohon agar batu kubus pemecah ombak yang sudah tdk berfungsi agar bisa dipindahkan ke areal luar untuk melindungi mangrove yang baru ditanam dari hantaman ombak dan pasang tinggi sehingga luasan mangrove juga dapat bertambah”, ujar Fajar.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut -KKP, Pamuji Lestari “Adanya mangrove sangat penting sebagai penyerap karbon. Mangrove juga dapat menjaga ekosistem pesisir, ekosistem pulau kecil, ekosistem pantai serta mencegah abrasi”. Selanjutnya, Pamuji menambahkan bahwa penanaman mangrove di desa pasir ini juga menambah pantai di wilayah pantai 5-7 meter, tambahan wilayah pantai ini sangat penting untuk mencegah abrasi dan membuka kesempatan untuk melakukan kegiatan yang dapat mendukung ekonomi biru. Keberhasilan mangrove tidak hanya sekedar ditanam, tetapi juga dikembangkan menjadi wisata bahari.
KLHK juga mengapresiasi kegiatan rehabilitasi mangrove di desa ini. “Perlindungan dan konservasi mangrove tercermin di desa ini. Tidak hanya melakukan penanaman, tetapi juga melakukan kegiatan persemaian bibit demi menunjang kelestarian mangrove di masa datang” ungkap Sri Handayaningsih, Direktur PKPD. Namun begitu, penyemaian bibit mangrove perlu diperkaya dengan jenis-jenis lain seperti sonneratia, avicenia, dan jenis mangrove lainnya. Pelatihan pengembangan produk mangrove juga perlu ditingkatkan, “ KLHK siap untuk membantu menyelenggarakan pelatihan secara online”, imbuhnya.
BRGM sendiri mempunyai program sekolah lapang mangrove untuk meningkatkan kapasitas msayarakat dalam melakukan rehabilitasi mangrove dan juga pengembangan produk mangrove. Seperti halnya di restorasi gambut, BRGM juga mendorong pembentukan Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM), dengan DMPM ini masyarakat difasilitasi untuk pengembangan rehabilitasi mangrove dan pelatihan-pelatihan.
Di provinsi Kalimnantan Barat, target percepatan rehabilitasi mangrove 2021 seluas 1000 hektar, sedangkan untuk tahun 2022 adalah 500 hektar.
Keberhasilan rehabilitasi mangrove tidak akan lepas dari kolaborasi lintas sektor yaitu BRGM, KLHK, KKP, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Dukungan dari Parlemen juga menjadi kunci keberlanjutan program percepatan rehabilitasi mangrove.
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi situs Badan Restorasi Gambut di www.brgm.go.id