SIARAN PERS
No: SIPERS/BRGM/9/11/2021
dapat disiarkan segera
Kepala BRGM, Hartono, didampingi oleh Deputi dan sejumlah Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) menyambangi kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk bertemu dengan Wakil Gubernur, Edy Pratowo (3/11).
Pertemuan ini dilakukan dalam rangka kunjungan Kepala BRGM ke sejumlah daerah di Kalimantan Tengah. Selain itu, momen ini juga menjadi ajang silaturahim antar kelembagaan, mengingat BRGM sudah bekerja selama 5 tahun untuk menanggulangi kebakaran hutan gambut di Kalteng.
Dalam pemaparannya dihadapan Wakil Gubernur, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, dan Dinas Lingkungan Hidup, kepala BRGM secara deskriptif menjelaskan skema pendekatan 3 R (Rewetting, Revegetation, Revitalization) yang selama ini dinilai akurat untuk mencegah kebakaran di lahan gambut. Sebab, metode ini menekankan pada kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi menjaga lahan gambut.
Selanjutnya, Hartono menerangkan secara rinci total 390.609 ha sasaran restorasi gambut yang terdapat pada 17 Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) di berbagai daerah Kalimantan Tengah. Pada daerah yang menjadi sasaran restorasi, akan dilaksanakan kegiatan intervensi secara bertahap hingga 3 tahun ke depan.
Di tengah presentasi, Kepala BRGM juga menceritakan salah satu contoh sukses dari kegiatan revitalisasi ketahanan pangan yang berada di Desa Talio Hulu, Kec. Pandih Batu, Kab. Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Program ini menggunakan metode demonstration farm (Demfarm) yakni budidaya padi pada lahan gambut pasang surut seluas 235,5 ha di Desa Talio Hulu.
Lahan gambut yang luas itu kemudian dikelola oleh kelompok masyarakat (Pokmas) Gambut Berseri Desa Talio Hulu, gabungan dari 6 kelompok tani (Poktan), yakni Karya Abadi, Rukun Tani, Usaha Jaya, Margo Mulyo, Karya Jaya, Sari Tani. Para poktan ini kemudian sukses menghasilkan produk pangan berupa padi yang berkualitas.
Hasil paling signifikan dicapai oleh poktan Margo Mulyo yang menanam jenis benih berupa hibrida. Berdasarkan hasil timbang manual untuk skala panen per hektar, petak kelompok tani ini ada yang sukses mencapai 6,6 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar.
Hartono juga menambahkan bahwa budidaya padi gambut tersebut, sebagaimana yang diharapkan oleh Menteri LHK sebagai Demfarm yg didasari kajian ilmiah karena bekerja sama dengan UGM serta Kementan. Sehingga dapat dijadikan rekomendasi pemanfaatan gambut untuk budidaya padi.
Mengetahui hal ini, Edy Pratowo mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya terkait pencapaian program BRGM.
Menurutnya, ini adalah suatu keberhasilan yang luar biasa. Sebab, ketika baru dimulai di akhir tahun 2020, total kapasitas produksi hanya mencapai satu ton per hektar. “Saya gak menyangka bahwa inovasi yang dilakukan lewat penanaman benih varietas hibrida dan inpara itu serta pengenalan sistem hidrologi sawah gambut yang lebih efektif, angkanya bisa mencapai seperti itu, awalnya malah saya pesimis” ungkapnya.
Selain persoalan revitalisasi ketahanan pangan, Wakil Gubernur juga menyampaikan pesan untuk terus berikhtiar dalam mencegah kebakaran lahan gambut, utamanya melalui kegiatan pembasahan yang dilakukan oleh BRGM. Beliau menuturkan “Jadi pak Kepala BRGM, kalau ada yang beranggapan bahwa dengan adanya kebakaran hutan, sekat kanal dan sumur bor berarti tidak bermanfaat, itu bohong pak”. “Bisa dibayangkan, kalau tidak ada sumur bor dan sekat kanal, siapa yang bisa memadamkan kebakaran lahan gambut yang berada di dalam hutan” tambahnya.
Oleh karena itu, mewakili Gubernur dan unsur pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah secara keseluruhan, Edy Pratowo menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh kelanjutan dari program restorasi gambut yang akan dilakukan oleh BRGM kedepannya.
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi situs Badan Restorasi Gambut di www.brgm.go.id