Badan Restorasi Gambut (BRG) mengimbau semua pihak mewaspadai kekeringan lahan gambut di musim kemarau. Kekeringan mulai terlihat dari Sistem Pemantauan Air di Lahan Gambut (Sipalaga) periode 18-24 Juli 2019. Karena itu masyarakat perlu hati-hati, tidak melakukan hal-hal yang bisa memicu terjadinya kebakaran. Lahan gambut merupakan lahan yang mudah dan cepat terbakar apalagi saat musim kemarau.“Dari 90 lokasi yang diamati pada tujuh provinsi prioritas restorasi gambut, tinggi muka air (TMA) rata-rata di bawah -0,4 meter dari atas permukaan,” kata Kepala BRG Nazir Foead.
BRG juga telah mengirimkan data rutin analisis Sipalaga kepada kepala daerah, Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Karhutla KLHK, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tujuh area kerja restorasi. Berdasarkan analisis data tinggi muka air lahan gambut, curah hujan, keberadaan titik panas, dan kondisi rawan terbakar dari BMKG, terdapat 35 lokasi pemantauan TMA yang tidak mengalami hujan selama 7 hari berturut-turut. Pada 10 titik lainnya telah terdapat indikasi titik panas.
Informasi selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini :
https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/4ba5m2rb-brg-waspada-kekeringan-lahan-gambut-saat-kemarau